Hati yang Luka

Terbit isak tangis kawan-kawan kami
Mereka hanya mengeja satu persatu asma
Hati mereka cabar; air matanya goyah
Mereka adalah korban,lalu bagaimana?
Alam mengadu pada Sang Pencipta
Memaki hela napas kami
Ibu pertiwi murka,paru-parunya disakiti
Semua sungguh tragis,
melihat segalanya terkikis Saat hutan telah ranggas,
serta bumi tak lagi hijau
Tanpa ada penopang tirta
Apa mereka kurang puas?
Harta mungkin melimpah
Namun tak pernah mengerti,ada tangis yang lebih melimpah
Betapa hati semakin gundah
Semenjak gemercik menuntun api
Apa kami harus kembali menepi?
Setelah api mengundang bara
Akankah hidup kami semakin sara?
Rasaku berhambur menghadap liar dengan tabun.
Sementara bocah itu berteriak nyaring "Dimana pohon-pohonku?"Rasaku berhambur menghadap liar dengan tabun.
Kesan abadinya menyeret seluruh batin
Layaknya bisu kami diam
Jangan tanya lagi perihal duka
Mereka percayai kabut serta muram langit untuk bercerita.
Layaknya bisu kami diam
Jangan tanya lagi perihal duka
Mereka percayai kabut serta muram langit untuk bercerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar